VO2 Max
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh
tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah
suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau
milliliter/menit/kg berat badan.
Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen
untuk mengubah energi makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap
dipakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah
otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang
berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam
latihan membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan
Oksigen dan menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita. Dengan
mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah
oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang
dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot.
Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume Anda dalam
mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan
atlet yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa
konsentrasi yang prima terhadap suatu permainan, sudah hampir dipastikan
kegagalan yang akan diterima.
Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan dari
kapasitas aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas aerobik menunjukkan
kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max). Dan seperti
kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh
otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan.
Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit. VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.
Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit. VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.
Bagaimana mengukur VO2 max ?
Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan
demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus
berlangsung maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi criteria ini harus:
- melibatkan minimal 50 % dari total masa otot.
Aktivitas yang memenuhi criteria ini adalah lari, bersepeda, mendayung.
Cara yang paling umum dilakukan dengan lari di Treadmill, yang bisa diatur
kecepatan dari sudut inklinasinya
- Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja
jantung maksimal. Umumnya berlangsung 6 sampai 12 menit.
Salah satu cara untuk mengukur Vo2Max adalah metode
Cooper Test , metode ini cukup sederhana. Dimana atlet melakukan
lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari sepanjang 400 meter. Setelah
waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat.
Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah : Jarak yang ditempuh
dalam meter – 504.9) / 44.73.
Contoh : Dio melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang dicapai (2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min.
Contoh : Dio melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang dicapai (2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min.
atau memakai tes
Harvard Step Test
Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk
mengetahui kemampuan aerobik yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada
beberapa istilah seperti kemampuan jantung-paru, daya tahan jantung-paru,
aerobic power, cardiovascular endurance, cardiorespiration endurance, dan
kebugaran aerobik yang mempunyai arti yang kira-kira sama. Penelitian ini
dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama tes ini dimulai dengan nama
Harvard. Inti dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun bangku
selama 5 (lima) menit.
Pelaksanaan:
1. Tinggi bangku 20 feet (50 cm)
2. Irama langkah pada waktu naik turun bangku (NTB)
adalah 30 langkah per menit, jadi 1 (satu) langkah setiap 2 (dua) detik
3. 1 (satu) langkah terdiri dari 4 (empat)
gerakan/hitungan:
- Hitungan 1 : Salah satu kaki diangkat (boleh
kanan atau kiri terlebih dahulu tetapi konsisten), kemudian menginjak
bangku. (Asumsi kaki kanan)
- Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri
tegak di atas bangku
- Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku
pada hitungan 1 (asumsi kaki kanan) diturunkan kembali ke lantai
- Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali ke
lantai untuk berdiri tegak seperti sikap semula
4. Ganti langkah diperbolehkan tetapi tidak lebih dari
3 (tiga) kali
5. Supaya irama langkah ajeg/stabil, maka digunakan
alat metronome
6. NTB dilakukan selama 5 (lima) menit. Saat aba-aba
stop, tubuh harus dalam keadaan tegak. Kemudian duduk dibangku tersebut dengan
santai selama 1 (satu) menit
7. Hitung denyut nadi (DN) orang coba (testi) selama
30 detik. Dicatat sebagai DN 1
8. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30
detik. Dicatat sebagai DN 2
9. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30
detik. Dicatat sebagai DN 3
10. Setelah mendapatkan DN 1, DN 2, DN 3, maka data
tersebut dimasukan kedalam rumus Indeks kebugaran yang selanjutnya
dikonversikan sesuai rumus yang dipilih
11. Apabila testi tidak kuat melakukan NTB selama 5
(lima) menit, maka waktu lama NTB tersebut dicatat, lalu DN-nya diukur/dihitung
sesuai dengan petunjuk pengambilan DN tersebut
Indeks Kebugaran
Rumus Panjang:
Durasi NTB (detik) x 100/2 (DN 1+DN 2+DN 3)
Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran
< 55 Jelek 55-64 Kurang dari rata-rata 65-79
Rata-rata 80-89 Baik ≥90 Baik sekali Rumus Pendek: Durasi NTB (detik) x
100/(5,5 x DN 1) Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran < 50 Jelek 50-80
Rata-rata >80 Baik
Disamping dari kedua tes diatas, beberapa cara untuk
mengetahui kapasitas VO2Max, seperti :
• 2.4km Run Test
• Astrand 6 minute Cycle test – VO2 max test on a static bike
• Balke VO2max test – suitable for endurance sports
• Conconi test
• Multistage Fitness Test or Bleep test – VO2max test for endurance sports
• Treadmill VO2max test – VO2max test
• VO2max from non-exercise data – VO2max test
• 2.4km Run Test
• Astrand 6 minute Cycle test – VO2 max test on a static bike
• Balke VO2max test – suitable for endurance sports
• Conconi test
• Multistage Fitness Test or Bleep test – VO2max test for endurance sports
• Treadmill VO2max test – VO2max test
• VO2max from non-exercise data – VO2max test
Tidak ada komentar:
Posting Komentar